Skip to main content
Pendidikan

Bagaimana Nabi Mendidik Anak

By 18/01/2021April 17th, 2021No Comments

Meneladani Kesuksesan Nabi Ibrohim, Bapaknya Para Nabi Dalam Mendidik Anak

Tujuan Pendidikan Dalam Islam  ( Penting! Semua Orang Tua Harus Tahu )

Kajian Parenting/ Tarbiyatul Aulad/ Pendidikan Anak

Bersama : Ust. Rido Abu Hafidzh Hafidzhohullooh Ta’aala

★→Tujuan pendidikan didalam islam adalah untuk mewujudkan anak anak yang sholeh/ah, yang  memiliki aqidah yang benar, dan bisa beribadah dengan benar, dan untuk memberikan kebaikan kepada anak dan menghindari dari segala keburukan. dan semua yang datang dari para nabi dan rosul utusan Allah adalah kebaikan dan menjauhkan dari keburukan.

 

★→Kebanyakan dari kita menyekolahkan anaknya agar anaknya menjadi orang yang berhasil dan sukses di dunia saja, memiliki pekerjaan, rumah, kendaraan dan lainnya, yang hanya terbatas pada kebahagiaan materi dunia saja. Tanpa memperhatikan sebab utama kebahagiaan dunia akhirat, yaitu keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Ta’aala. Sehingga waktu yang dicurahkan untuk mempelajari ilmu dunia lebih banyak daripada mempelajari ilmu agama.

 

★→ Padahal sebab terbesar yang dapat mengantarkan seseorang kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat adalah iman dan taqwa kepada Allah Ta’aala

 

(أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ * الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ * لَهُمُ الْبُشْرَىٰ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۚ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ)

[Surat Yunus 62 – 64]

(Bahasa Indonesia)

Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi janji-janji Allah. Demikian itulah kemenangan yang agung.

[Surat Yunus 62 – 64]

 

★→Akan tetapi, apabila kita hanya mementingkan pendidikan ilmu dunia saja untuk anak kita, tanpa memperhatikan ilmu agama, pada hakekatnya justru kita menjauhkan anak kita dari kebahagiaan, dan mengantarkan mereka kepada kesengsaraan hidup di dunia dan di akhirat. Karena orang yang hanya pintar ilmu dunia, tapi tidak faham ilmu agama, maka dengan ilmunya dia mudah bermaksiat kepada Allah Ta’aala dan berbuat zolim kepada manusia. Melakukan korupsi, mengambil hak orang lain, melakukan riba, dan kezoliman serta kemaksiatan lainnya, sehingga dia menjadi orang2 yang sengsara dan celaka didunia dan di akhirat. Karena orang yang senantiasa bermaksiat kepada Allah Ta’aala, maka dia akan mendapatkan kesengsaraan hidup didunia dan di akhirat. Sebagaimana yang Allah firmankan:

 

– وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

(Bahasa Indonesia)

Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.”

[Surat Tha-Ha, Ayat 124]

 

★→ Maka dosa dan maksiat dapat mengantarkan seseorang kepada kesengsaraan hidup di dunia dan di akhirat.

 

★→Seberapapun banyaknya harta, tidak akan mencukupi jika kita tidak memiliki rasa syukur.

 

→ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

ﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﻻِﺑْﻦِ ﺁﺩَﻡَ ﻭَﺍﺩِﻳًﺎ ﻣِﻦْ ﺫَﻫَﺐٍ ﺃَﺣَﺐَّ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﻟَﻪُ ﻭَﺍﺩِﻳَﺎﻥِ ، ﻭَﻟَﻦْ ﻳَﻤْﻸَ ﻓَﺎﻩُ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﺘُّﺮَﺍﺏُ ، ﻭَﻳَﺘُﻮﺏُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻦْ ﺗَﺎﺏَ

 

“Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekali tidak akan memenuhi mulutnya (tidak merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” ( H.R. Bukhori dan Muslim)

 

★→Kesuksesan sesungguhnya adalah apabila kita sudah masuk sorga. Bukan cuma sukses di dunia saja

 

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

(Bahasa Indonesia)

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.

[Surat Ali ‘Imran, Ayat 185]

 

★→Kesuksesan didunia adalah kesuksesan yang semu dan tidak ada artinya, jika tidak dibarengi dengan kesuksesan diakhirat. Karena Seseorang akan melupakan segala kenikmatan dunia ini.

ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :- » ﻳﺆﺗﻰ ﺑﺄﻧﻌﻢ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ، ﻓﻴُﺼﺒﻎ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﺻﺒﻐﺔ، ﺛﻢ ﻳﻘﺎﻝ : ﻳﺎ ﺍﺑﻦ ﺁﺩﻡ ! ﻫﻞ ﺭﺃﻳﺖ ﺧﻴﺮﺍ ﻗﻂ؟ ﻫﻞ ﻣﺮ ﺑﻚ ﻧﻌﻴﻢ ﻗﻂ؟ ﻓﻴﻘﻮﻝ : ﻻ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻳﺎ ﺭﺏ .  « ). ( ﺃﺧﺮﺟﻪ ﻣﺴﻠﻢ: ﻛﺘﺎﺏ ﺻﻔﺔ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻭﺍﻟﺠﻨﺔ ﻭﺍﻟﻨﺎﺭ)

Rosululloh shalallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Akan didatangkan orang yang paling merasakan kenikmatan dunia (akan tetapi) dia termasuk dari penduduk neraka dihari kiamat nanti, kemudian dimasukan kedalam api neraka sebentar saja, kemudian ditanyakan kepadanya: Wahai anak adam! Apakah engkau melihat suatu kebaikan sedikitpun??? Apakah engkau merasakan suatu kenikmatan sedikitpun??? Maka dia menjawab : Tidak demi Allah ya Rob. (H.R. Muslim)

 

★→ Sungguh merugi bagi orang yang hanya mengejar dunia dan meninggalkan akhirat. Karena dia hanya mengejar sesuatu yang sangat sedikit dan akan dia tinggalkan, dan dia meninggalkan kenikmatan negri akhirat yang luar biasa dan kehidupan yang kekal abadi selamanya.

 

Padahal perbandingan dunia ini bila dibandingkan  dengan akhirat, hanyalah setetes air di ujung jari yang di celupkan di lautan yang luas. Dan lautan luas itu adalah akhiratnya.

 

★→Rosulullooh Shalallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

((ما الدنيا في الآخرة إلا مثل ما يجعل أحدكم أصبعه في اليم فلينظر بما يرجع)). (رواه مسلم عن المستورد بن شداد)

Rosulullooh Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidaklah dunia ini apabila dibandingkan dengan akhirat,  kecuali seperti apabila salah seorang diantara kalian mencelupkan jarinya kelautan maka lihatlah dengan apa jarinya itu kembali”.  (H.R. Muslim).

 

★→ Oleh karena itu kita arahkan anak anak kita untuk mendapatkan kesuksesan dunia akhirat. Dan jangan sampai kita hanya mengarahkan anak anak kita untuk mendapatkan kesuksesan didunia saja. Karena apabila kita hanya mengarahkan anak kita untuk mendapatkan kesuksesan dunia saja, maka akan menyebabkan anak kita menjadi orang yang sangat cinta terhadap dunia.

 

★→Dan kecintaan yang sangat terhadap dunia, sangatlah merusak agama seseorang. Karena dia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan dunia, tidak memperhatikan halal dan haromnya.

 

عن كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِيْ غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ

Dari Ka’ab bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya”. [H.R. Tirmidzi ; Ahmad; Ibnu Hibban ; Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabîr.

Dan dishahihkan oleh at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan syaikh Al Bany. Lihat Shahîh at-Targhîb wat Tarhîb]

 

★→ Orang yang cinta dunia akan menimbang segala sesuatunya dengan dunia. Dia akan malas untuk bersedekah dan beribadah, karena menurut dia sedekah akan merugikan dunianya, dan ibadah akan mengurangi waktunya, yang dia menganggap waktu adalah uang.

 

★→ Allah Ta’aala memerintahkan nabi kita Muhammad Shallallohu ‘alaihi wa sallam dan kita semua untuk menjadikan Nabi ibrohim sebagai teladan.

 

★← (ثُمَّ أَوۡحَیۡنَاۤ إِلَیۡكَ أَنِ ٱتَّبِعۡ مِلَّةَ إِبۡرَ ٰ⁠هِیمَ حَنِیفࣰاۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِینَ)

[Surat An-Nahl: 123]

 

★← (قُلۡ صَدَقَ ٱللَّهُۗ فَٱتَّبِعُوا۟ مِلَّةَ إِبۡرَ ٰ⁠هِیمَ حَنِیفࣰاۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِینَ)

[Surat Ali ‘Imran: 95].

 

★→ Penting bagi kita untuk meneladani nabi Ibrohim didalam mendidik anak, karena beliau telah sukses didalam mendidik anaknya, bahkan para nabi setelah beliau adalah anak keturunan beliau, oleh karena itu beliau dijuluki bapaknya para nabi, dan ini menunjukkan keberhasilan beliau didalam mendidik anak , maka sungguh pantas apabila kita meneladani beliau didalam pendidikan anak.

 

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

 

وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَجَعَلْنَا فِي ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ وَآتَيْنَاهُ أَجْرَهُ فِي الدُّنْيَا ۖ وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ

[Surat Al-Ankabut, Ayat 27]

 

Syaikh Abdurrahman Nashir as-sa’di rahimahullah mengatakan, “Tidak ada seorang nabi pun setelah Nabi Ibrahim kecuali berasal dari anak keturunan beliau Alaihissalam dan tidak satu kitab pun yang diturunkan kecuali kepada anak keturunan beliau Alaihissalam, termasuk kepada penutup para Nabi yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam.” (Tafsir As Sa’dy)

 

Abul Fida’ Ismail ibni Katsir dalam kitab tafsir beliau rahimahullah mengatakan, “Tidak ada seorang nabi pun setelah Nabi Ibrahim Alaihissalam kecuali berasal dari anak keturunan beliau Alaihissalam . Semua nabi bani Israil berasal dari anak keturunan Nabi Ya’qub (israil) putra Nabi Ishaq putra Nabi Ibrahim. Dan Tidak ada seorang nabi pun yang berasal dari anak keturunan Nabi Ismail Alaihissalam kecuali Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam .” (Tafsir ibnu katsir)

 

★- Para nabi keturunan nabi Ibrohim ‘alaihis salam.

 

★- إبراهيم عليه السلام: هو إبراهيم (خليل الرحمن) بن تارح (آزر) بن ناحور بن ساروغ بن راعو بن فالغ بن عابر بن شالح بن أرفخشذ بن سام بن نوح عليه السلام

أخوته: هاران (أبو لوط عليه السلام)، ناحور

زوجاته: سارة، هاجر، قنطورا، حجون

أبنائه:

إسماعيل عليه السلام: من السيدة هاجر

إسحق عليه السلام: من السيدة سارة

مدين، زمران، يقشان، سرج، نشق، السادس اسمه غير معلوم: من قنطورا

كيسان، سورج، امم، لوطان، نافس: من حجون

 

★- إسماعيل عليه السلام: وهو إسماعيل بن إبراهيم الخليل

زوجاته: عمارة بنت سعد بن أسامة بن أكيل العماليقي

السيدة بنت مضاض بن عمرو الجرهمي

أبنائه اثنى عشر ذكرا

نابت، قيذار (وهم أصل عرب الحجاز)، إزبل، ميشي، مسمع، ماش، دوصا، أرر، يطور، نبش، طيما، قيذما

 

★- إسحق عليه السلام: وهو إسحق بن إبراهيم الخليل

زوجته: رفقا بنت بتواييل

أبنائه: (تؤأمان) العيص، يعقوب عليه السلام

 

★- يعقوب (إسرائيل) عليه السلام: وهو يعقوب بن إسحق بن إبراهيم الخليل

زوجاته: ليا وأختها راحيل، زلفى (جارية ليا)، بلهى (جارية راحيل)

أبنائه (الأسباط): 12 ذكور وبنت واحدة

روبيل، شمعون، لاوي، يهوذا، إيساخر، زابلون، دينا (بنت): من ليا

دان، نفتالي: من بلهي

جاد، أشير: من زلفي

وأخيراً الكريم بن الكريم يوسف عليه السلام وبنيامبن: من راحيل

 

★- يوسف عليه السلام: وهو يوسف بن يعقوب بن إسحق بن إبراهيم الخليل

 

★- أيوب عليه السلام: وهو أيوب بن زراح بن العيص بن إسحق بن إبراهيم الخليل

 

★- شعيب عليه السلام: هو شعيب بن نويب بن عيفا بن مدين بن إبراهيم الخليل.

 

★- اليسع عليه السلام: وهو اليسع بن عدي بن شوتم بن إفرائيم بن يوسف بن يعقوب بن إسحق بن إبراهيم الخليل

 

★- موسى عليه السلام (كليم الله): هو موسى بن عمران بن قاهث بن عازر بن لاوي بن يعقوب بن إسحق بن إبراهيم الخليل

 

★- هارون عليه السلام (وهو أخو نبي الله موسي): وهو هارون بن عمران بن قاهث بن عازر بن لاوي بن يعقوب بن إسحق بن إبراهيم الخليل

 

★- إلياس عليه السلام: وهو إلياس بن العازر بن العيزار بن هارون بن عمران بن قاهث بن عازر بن لاوي بن يعقوب بن إسحق بن إبراهيم الخليل

 

★- داوود عليه السلام: وهو داوود بن إيشار بن عويد بن عابر بن سلمون بن نحشون بن عميناذب بن أرم بن حصرون بن فارص بن يهوذا بن يعقوب بن إسحق بن إبراهيم الخليل

 

★- سليمان عليه السلام: وهو سليمان بن داوود بن إيشار بن عويد بن عابر بن سلمون بن نحشون بن عميناذب بن أرم بن حصرون بن فارص بن يهوذا بن يعقوب بن إسحق بن إبراهيم الخليل

 

★- زكريا عليه السلام: وهو زكريا بن لدن بن مسلم بن صدوق بن حشبان بن داوود بن سليمان بن مسلم بن صديقة بن برخيا بن بلعاطة بن ناحور بن شلوم بن بهناشاط بن غينامن بن رحبعام بن سليمان بن داوود بن إيشار بن عويد بن عابر بن سلمون بن نحشون بن عميناذب بن أرم بن حصرون بن فارص بن يهوذا بن يعقوب بن إسحق بن إبراهيم الخليل

 

★- يحيي عليه السلام: وهو يحيي بن زكريا بن لدن بن مسلم بن صدوق بن حشبان بن داوود بن سليمان بن مسلم بن صديقة بن برخيا بن بلعاطة بن ناحور بن شلوم بن بهناشاط بن غينامن بن رحبعام بن سليمان بن داوود بن إيشار بن عويد بن عابر بن سلمون بن نحشون بن عميناذب بن أرم بن حصرون بن فارص بن يهوذا بن يعقوب بن إسحق بن إبراهيم الخليل

 

★- السيد المسيح عيسى بن مريم عليه السلام: وهو المسيح عيسى بن مريم بنت عمران بن باشم بن أمون بن ميشا بن حزقيا بن احريق بن موثم بن عزازيا بن امصيا بن ياوش ين احريهو بن يازم بن يهفاشاط بن ايشا بن إيان بن رحبعام بن سليمان بن داوود بن إيشار بن عويد بن عابر بن سلمون بن نحشون بن عميناذب بن أرم بن حصرون بن فارص بن يهوذا بن يعقوب بن إسحق بن إبراهيم الخليل

 

★- محمد صلى الله عليه وسلم خاتم الأنبياء والمرسلين: هو محمد بن عبد الله بن عبد المطلب (شيبة) بن هاشم بن عبد مناف بن قصي بن كلاب بن مرة بن كعب بن لؤي بن غاب بن فهر بن مالك بن النضر (قريش) بن كنانة بن خزيمة بن مدركة بن إلياس بن عدنان بن مضر بن نذار بن عدنان من نسل إسماعيل عليه السلام بن إبراهيم الخليل.

 

★→ Rahasia kesuksesan nabi ibrohim didalam mendidik anak

 

[1] – Nabi ibrohim Banyak berdoa kepada Allah Ta’aala agar diberikan anak yang sholeh dan berdoa agar anak keturunannya menjadi anak yang sholeh.

 

– Berdoa agar diberikan anak yang sholeh.

 

← (رَبِّ هَبۡ لِی مِنَ ٱلصَّـٰلِحِینَ * فَبَشَّرۡنَـٰهُ بِغُلَـٰمٍ حَلِیمࣲ)

[Surat Ibrahim : 31-32]

 

← (ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِی وَهَبَ لِی عَلَى ٱلۡكِبَرِ إِسۡمَـٰعِیلَ وَإِسۡحَـٰقَۚ إِنَّ رَبِّی لَسَمِیعُ ٱلدُّعَاۤءِ)

[Surat Ibrahim 39]

 

– Berdoa agar anak keturunannya menjadi anak yang sholeh.

(رَبَّنَا وَٱجۡعَلۡنَا مُسۡلِمَیۡنِ لَكَ وَمِن ذُرِّیَّتِنَاۤ أُمَّةࣰ مُّسۡلِمَةࣰ لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبۡ عَلَیۡنَاۤۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِیمُ) . [Surat Albaqoroh : 128]

 

★→Sebab utama segala kebaikan adalah berdoa memohon kepada Allah Ta’aala. Karena semua kebaikan datangnya dari Allah dan atas kehendak Allah Ta’aala. Bukan karena kehebatan kita, keilmuan kita, harta kita, usaha kita atau yang lainnya, tapi segala kebaikan itu datangnya dari Allah Ta’aala, Maka mintalah kepada Allah Ta’aala kebaikan untuk anak kita, agar anak kita menjadi anak yang sholeh. Karena kalau kita hanya mengandalkan kemampuan kita, ilmu kita , kepintaran kita, maka kita tidak akan mampu merubah anak kita menjadi anak yang sholeh.

 

★→Bahkan Rasululloh saja tidak bisa memberikan hidayah kepada pamannya yang dicintainya. Sebagaimana yang Allah Ta’aala tegaskan:

إِنَّكَ لَا تَهۡدِي مَنۡ أَحۡبَبۡتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهۡدِي مَن يَشَآءُۚ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ

(Bahasa Indonesia)

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. [Surat Al-Qashash, Ayat 56]

 

★→ Beberapa adab agar doa dikabulkan oleh Allah,

 

  1. Memuji Allah dan membaca shalawat kepada nabi muhammad shallallohu ‘alaihi wa sallam.

فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ قَالَ: بَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدًا إِذْ دَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى فَقَالَ: اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ، فَقَالَ رَسُوْلَُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجِلْتَ أَيُّهَا الْمُصَلِّيْ إِذَا صَلَّيْتَ فَقَعَدْتَ فَاحْمَدِاللهَ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ وَصَلِّ عَلَيَّ ثُمَّ ادْعُهُ قَالَ ثُمَّ صَلَّى رَجُلٌ آخَرُ بَعْدَ ذَلِكَ فَحَمِدَ اللهَ وَصَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّهَا الْمُصَلِّي ادْعُ تُجَبْ. ]رواه الترمذي وصححه الألباني في صحيح الجامع]

 

  1. Berdoa dengan sungguh sungguh dan berhusnuzon kepada Allah Ta’aala.

فَإِذَا رَكِبُواْ فِي ٱلۡفُلۡكِ دَعَوُاْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا نَجَّىٰهُمۡ إِلَى ٱلۡبَرِّ إِذَا هُمۡ يُشۡرِكُون . [Surat Al-Ankabut, Ayat 65]

 

  1. Menghindari segala sesuatu yang harom.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم -: “إنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إلَّا طَيِّبًا، وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ تَعَالَى: “يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنْ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا”، وَقَالَ تَعَالَى: “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ” ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ! يَا رَبِّ! وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ؟”.

رَوَاهُ مُسْلِمٌ [رقم: 1015].

 

[2]- Nabi ibrohim lebih mengedepankan kebaikan agama dan akhirat daripada kebaikan duniawi

 

(رَّبَّنَاۤ إِنِّیۤ أَسۡكَنتُ مِن ذُرِّیَّتِی بِوَادٍ غَیۡرِ ذِی زَرۡعٍ عِندَ بَیۡتِكَ ٱلۡمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِیُقِیمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجۡعَلۡ أَفۡـِٔدَةࣰ مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهۡوِیۤ إِلَیۡهِمۡ وَٱرۡزُقۡهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَ ٰ⁠تِ لَعَلَّهُمۡ یَشۡكُرُونَ) . [Surat: Ibrohim : 37]

 

★→ Karena kebahagiaan sesungguhnya adalah kebahagiaan diakhirat

 

←(كُلُّ نَفۡسࣲ ذَاۤىِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَكُمۡ یَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِۖ

فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَۗ وَمَا ٱلۡحَیَوٰةُ ٱلدُّنۡیَاۤ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلۡغُرُورِ)

[Surat Ali ‘Imran 185]

 

★→ Allah memerintahkan kita untuk bersungguh sungguh menggapai kebahagiaan diakhirat. Adapun untuk dunia, Allah hanya mengingatkan kita hanya sekedar jangan lupa.

← (وَٱبۡتَغِ فِیمَاۤ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلۡـَٔاخِرَةَۖ وَلَا تَنسَ نَصِیبَكَ مِنَ ٱلدُّنۡیَاۖ وَأَحۡسِن كَمَاۤ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ إِلَیۡكَۖ وَلَا تَبۡغِ ٱلۡفَسَادَ فِی ٱلۡأَرۡضِۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا یُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِینَ)

[Surat Al-Qashash 77]

 

★→ Jika kita menjadikan akhirat kita sebagai tujuan hidup kita, maka Allah Ta’aala akan mudahkan segala perkara dunia kita.

 

عن حديث زَيْد بْن ثَابِتٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ:   مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ، فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ، جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ. [رواه ابن ماجة وصححه الألباني في “سلسلة الأحاديث الصحيحة” (2 / 634]

 

★→ Banyak dari kita yang lebih memilih memasukan anaknya ke sekolah sekolah umum dari pada ke pondok pondok pesantren. Padahal memasukan anak kita ke pondok pondok pesantren untuk belajar agama, jauh lebih baik dari pada ke sekolah2 umum, karena:

 

  1. Kesuksesan yang sesungguhnya adalah apabila kita sudah masuk sorga

← فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَۗ وَمَا ٱلۡحَیَوٰةُ ٱلدُّنۡیَاۤ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلۡغُرُورِ) . [Surat Ali ‘Imran 185]

 

  1. Dengan ilmu agama, anak kita bisa menyempurnakan iman dan taqwanya kepada Allah, sehingga mereka bisa menjadi wali wali Allah dan mendapatkan kebahagiaan didunia maupun di akhirat.

← (أَلَاۤ إِنَّ أَوۡلِیَاۤءَ ٱللَّهِ لَا خَوۡفٌ عَلَیۡهِمۡ وَلَا هُمۡ یَحۡزَنُونَ * ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَكَانُوا۟ یَتَّقُونَ * لَهُمُ ٱلۡبُشۡرَىٰ فِی ٱلۡحَیَوٰةِ ٱلدُّنۡیَا وَفِی ٱلۡـَٔاخِرَةِۚ لَا تَبۡدِیلَ لِكَلِمَـٰتِ ٱللَّهِۚ ذَ ٰ⁠لِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِیمُ) . [Surat Yunus 62 – 64]

 

← (…ِۚ وَمَن یَتَّقِ ٱللَّهَ یَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجࣰا * وَیَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَیۡثُ لَا یَحۡتَسِبُۚ وَمَن یَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥۤۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَـٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَیۡءࣲ قَدۡرࣰا)

[Surat Ath-Thalaq 2 – 3]

 

  1. Dengan tanpa ilmu agama kita tidak bisa menyempurnakan iman taqwa kita. Dan kita akan senantiasa banyak berbuat maksiat di setiap hari kita, berbuat gibah dan kezoliman dengan tanpa sadar. Sehingga kita menjadi hamba yang dimurkai Allah Ta’aala dan terancam mendapatkan kesengsaraan hidup didunia dan diakhirat.

 

Sebagaimana yang Allah peringatkan:

وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةٗ ضَنكٗا وَنَحۡشُرُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَعۡمَىٰ

(Bahasa Indonesia)

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. [Surat Tha-Ha, Ayat 124]

 

  1. Orang yang menjadikan akhirat sebagai tujuan hidupnya, maka Allah mudahkan urusan dunianya.

 

عن حديث زَيْد بْن ثَابِتٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ:   مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ، فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ، جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ. [رواه ابن ماجة وصححه الألباني في “سلسلة الأحاديث الصحيحة” (2 / 634]

 

  1. Ilmu yg dipuji dalam Al Qur’an dan As Sunnah adalah ilmu agama. Maka hendaklah kita fokus kpd ilmu Agama.

 

★←  قال الله تعالى: (…  ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ) . (Surat Fathir, Ayat 28)

 

★← “مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ”.  (متفق عليه عن معاوية)

 

★← من سلك طريقا يطلب فيه علما سلك اللّه به طريقا من طرق الجنة ، وإن الملائكة لتضع أجنحتها رضا لطالب العلم ، وإن العالم ليستغفر له من في السموات ومن في الأرض والحيتان في جوف الماء، وإن فضل العالم على العابحئد كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب، وإن العلماء ورثة الأنبياء ، وإن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما إنما ورثوا العلم، فمن أخذه أخذ بحظ وافر”. (رواه أبو داود والترمذي. وصححه الشيخ الألباني في صحيح ابن ماجة عن أبي الدرداء)

 

★← “إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ ،  صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ”.  (رواه مسلم عن أبي هريرة)

 

]- (… يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ) .  (Surat Al-Mujadilah, Ayat 11)

 

★→ Maka apabila kita ingin mendapatkan keutamaan keutamaan ilmu, maka pelajarilah ilmu agama

 

  1. Allah memuliakan orang orang yang memiliki ilmu dan iman:

 

★← (وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ)  . (Surat Al-Baqarah, Ayat 34)

 

★← قال الشيخ ناصر السعدي: فيه فضيلة العلم من وجوه: منها:

١- أن الله تعرف لملائكته; بعلمه وحكمته ،

٢- ومنها: أن الله عرفهم فضل آدم بالعلم; وأنه أفضل صفة تكون في العبد،

٣- ومنها: أن الله أمرهم بالسجود لآدم; إكراما له; لما بان فضل علمه

 

★← { ” يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ “} . [Surat Al-Mujadilah, Ayat 11]

 

★→ Akan tetapi, ilmu tanpa iman kepada Allah Ta’aala, justru akan menyesatkan dan menjadikan seseorang dihinakan oleh Allah Ta’aala, di dunia maupun di akhirat.

 

★→ Allah Ta’aala mengatakan kepada iblis di dalam surat al-Hijr ayat ke 34-35:

(قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ * وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ)

(Surat al-Hijr ayat ke 34-35)

 

  1. Mengajarkan agama pada anak akan menjadikan dia menjadi anak yang sholeh. Dan anak yang sholeh, senantiasa berusaha untuk berbakti kepada kedua orang tuanya, dimasa hidupnya, dan mendoakan kedua orang tuanya ketika mereka sudah tiada. Karena anak yang sholeh mengetahui bahwa:

→ Orang tua adalah pintu sorga mereka:

عن أبي هريرة -رضي الله عنه- أن النبي -صلى الله عليه وسلم- قال: « رَغِمَ أنْفُ، ثم رَغِمَ أنْفُ، ثم رَغِمَ أنْفُ من أدرك أبويه عند الكِبر، أحدهما أو كِليهما فلم يدخل الجنة».  [صحيح.] – [رواه مسلم.]

 

→ Keridhoan Allah terdapat pada keridhoan orang tua.

4/1375 – وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَن النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((رِضَا اللَّهِ فِي رِضَا الْوَالِدَيْنِ، وَسَخَطُ اللَّهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدَيْنِ)). أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ.

 

→ Anak yang sholeh senantiasa mendoakan dan memohonkan ampunan kepasa Allah untuk orang tuanya. Dan kita akan sangat membutuhkan doa dari anak kita yang sholeh ketika kita sudah meninggal.

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله ﷺ قال: إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له، رواه مسلم

 

[3]- Nabi ibrohim mencarikan lingkungan yang baik untuk keluarganya.

 

(رَّبَّنَاۤ إِنِّیۤ أَسۡكَنتُ مِن ذُرِّیَّتِی بِوَادٍ غَیۡرِ ذِی زَرۡعٍ عِندَ بَیۡتِكَ ٱلۡمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِیُقِیمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجۡعَلۡ أَفۡـِٔدَةࣰ مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهۡوِیۤ إِلَیۡهِمۡ وَٱرۡزُقۡهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَ ٰ⁠تِ لَعَلَّهُمۡ یَشۡكُرُونَ) . [Surat Ibrahim, Ayat 37]

 

→ Hendaklah kita mencarikan lingkungan yang baik untuk anak kita dan keluarga kita, seperti lingkungan pesantren atau minimal dekat masjid. Krn biasanya lingkungan dekat masjid jauh dari maksiat. Walaupun mungkin lingkungan yg baik tsb sedikit prihatin.

 

→ Hendaklah kita mencarikan sekolah yang baik untuk pendidikn anak kita, yang tidak bercampur antara anak laki dan perempuan di dalamnya. Karena memasukan anak ke sekolah yang campur antara anak laki dan perempuan didalamnya adalah harom. Sebagaimana yang difatwakan oleh Al-Lajnah Ad-Daimah dewan fatwa Saudy Arabia

 

Berikut ini fatwa2 ulama yang mengharomkan sekolah yang didalamnya nercampur antara anak laki2

Dan perempuan.

 

س: شاب يدرس في بلد إسلامي، ويقول: إن في الكلية العديد من الطالبات المتبرجات، فما واجبه نحوهن؟

——————————

ج: لا تجوز الدراسة المختلطة بين الذكور والإناث؛ لما في ذلك من الفتنة العظيمة والعواقب الوخيمة، والواجب أن يكون تدريس الذكور على حدة والإناث على حدة، أما الاختلاط فلا يجوز؛ لما ذكرنا من الفتنة العظيمة والعواقب الوخيمة في ذلك. والله ولي التوفيق.

 

Asy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz رحمه الله

Pertanyaan: Seorang pemuda sedang belajar di negeri Islam. Ia mengatakan: Di dalam fakultas terdapat banyak wanita yang bertabarruj (bersolek), maka apa kewajiban pemuda tersebut terhadap mereka?

Jawaban:

Studi yang di dalamnya terdapat campur baur antara laki-laki dan perempuan tidaklah diperbolehkan. Karena adanya fitnah yang besar dan akibat yang buruk pada perkara tersebut. Yang wajib ialah melakukan pendidikan laki-laki secara tersendiri dan wanita juga tersendiri. Adapun campur baur antara laki-laki dan perempuan maka ini tidak diperbolehkan. Karena apa yang telah kami sebutkan dari adanya berbagai fitnah yang besar dan akibat yang buruk pada perkara tersebut. Allah jualah yang memberi taufik.

Sumber: http://tiny.cc/binbaz

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah juga mengatakan, “Duduknya siswa dan siswi secara bersama-sama di bangku sekolah termasuk sebab terbesar terjadinya fitnah dan sebab ditinggalkannya hijab yang Allah subhanahu wa ta’ala syariatkan kepada kaum mukminat. Juga merupakan sebab dilanggarnya larangan-Nya kepada kaum mukminat untuk menampakkan perhiasan mereka di hadapan selain pihak-pihak yang disebutkan dalam surat an-Nur.”

(Majalah al-Buhuts al-Islamiyyah no. 15, hlm. 6—11, sebagaimana dinukil dalam kitab Hukmul Ikhtilath fit Ta‘lim)

 

  1. http://cahayasunnah99.blogspot.com/2011/03/ikhtilath-bercampur-baur-antara-laki.html?m=1

 

  1. http://forumsalafy.net/apakah-boleh-menyekolahkan-anak-perempuan-usia-9-tahun-di-sekolah-yang-dicampur-antara-laki-laki-dan-perempuan/

 

  1. http://asysyariah.com/hukum-ikhtilath-dalam-belajar/

 

  1. http://forumsalafy.net/bolehkah-pendidikan-yang-bercampur-baur-antara-pria-dan-wanita/

 

Diharomkannya Sekolah yang didalamnya bercampur laki laki dan perempuan, Karena dapat menyebabkan rusaknya moral dan aqidah anak anak kita. Dimana mereka didalamnya terbiasa dengan saling memandang , berpegangan, atau bahkan saling berpelukan, yang semua ini adalah perkara2 yang di haromkan didalam syariat islam.

_____

ZINA MATA

==========

Dalilnya adalah firman Allah Ta’aala.

 

← (قُل لِّلۡمُؤۡمِنِینَ یَغُضُّوا۟ مِنۡ أَبۡصَـٰرِهِمۡ وَیَحۡفَظُوا۟ فُرُوجَهُمۡۚ ذَ ٰ⁠لِكَ أَزۡكَىٰ لَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِیرُۢ بِمَا یَصۡنَعُونَ ۝  وَقُل لِّلۡمُؤۡمِنَـٰتِ یَغۡضُضۡنَ مِنۡ أَبۡصَـٰرِهِنَّ وَیَحۡفَظۡنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا یُبۡدِینَ زِینَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَاۖ وَلۡیَضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُیُوبِهِنَّۖ …َ) . [Surat An-Nur 30 – 31]

 

← وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : النَّظْرَةُ سَهْمٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيسَ مَسْمُومَةٌ فَمَنْ تَرَكَهَا مِنْ خَوْفِ اللَّهِ أَثَابَهُ جَلَّ وَعَزَّ إِيمَانًا يَجِدُ حَلَاوَتَهُ فِي قَلْبِهِ

(HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak no. 7875 dan dishohihkan oleh).

 

← عن جرير – رضي الله عنه – قال: سألت رسول الله – صلى الله عليه وسلم – عن نظر الفجأة فقال: «اصرف بصرك» . رواه مسلم.

 

← (… وَإِذَا سَأَلۡتُمُوهُنَّ مَتَـٰعࣰا فَسۡـَٔلُوهُنَّ مِن وَرَاۤءِ حِجَابࣲۚ ذَ ٰ⁠لِكُمۡ أَطۡهَرُ لِقُلُوبِكُمۡ وَقُلُوبِهِنَّۚ …) . [Surat Al-Ahzab 53]

 

÷ وعن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: كتب على ابن آدم نصيبه من الزنا مدرك ذلك لا محالة العينان زناهما النظر والأذنان زناهما الاستماع واللسان زناه الكلام واليد زناها البطش والرجل زناها الخطا والقلب يهوى ويتمنى ويصدق ذلك الفرج أو يكذبه متفق عليه وهذا لفظ مسلم

 

← أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ(سورة النور: 21)

 

← (وَلَا تَقۡرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰۤۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَـٰحِشَةࣰ وَسَاۤءَ سَبِیلࣰا) . [Surat Al-Isra’ 32]

 

______

ZINA TANGAN

============

عن معقل بن يسار رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “لأن يطعن في رأس أحدكم بمخيط من حديد خير له من أن يمس امرأة لا تحل له” (قال الألباني رحمه الله تعالى: رواه الطبراني والبيهقي ورجال الطبراني ثقات رجال الصحيح)

 

Ditambah lagi pergaulan bebasnya, pacaran, rokok, narkoba, tawuran dll. Maka harom hukumnya, dan berdosa apabila kita memasukan anak kita ke sekolah yang didalamnya bercampur anak laki2 dan perempuan.

 

★→ Dan termasuk perkara yang memudahkan kita untuk  istiqomah adalah mencari lingkungan yang baik dan menghindari lingkungan yang buruk.

 

← عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ ، أَنَّ نَبِيَّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ( كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ رَجُلٌ قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا، فَسَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَاهِبٍ، فَأَتَاهُ فَقَالَ: إِنَّهُ قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا، فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ: لَا، فَقَتَلَهُ، فَكَمَّلَ بِهِ مِائَةً، ثُمَّ سَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ عَالِمٍ، فَقَالَ: إِنَّهُ قَتَلَ مِائَةَ نَفْسٍ، فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ: نَعَمْ، وَمَنْ يَحُولُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ التَّوْبَةِ؟ انْطَلِقْ إِلَى أَرْضِ كَذَا وَكَذَا، فَإِنَّ بِهَا أُنَاسًا يَعْبُدُونَ اللهَ فَاعْبُدِ اللهَ مَعَهُمْ، وَلَا تَرْجِعْ إِلَى أَرْضِكَ، فَإِنَّهَا أَرْضُ سَوْءٍ، فَانْطَلَقَ حَتَّى إِذَا نَصَفَ الطَّرِيقَ أَتَاهُ الْمَوْتُ، فَاخْتَصَمَتْ فِيهِ مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ وَمَلَائِكَةُ الْعَذَابِ، فَقَالَتْ مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ: جَاءَ تَائِبًا مُقْبِلًا بِقَلْبِهِ إِلَى اللهِ، وَقَالَتْ مَلَائِكَةُ الْعَذَابِ: إِنَّهُ لَمْ يَعْمَلْ خَيْرًا قَطُّ، فَأَتَاهُمْ مَلَكٌ فِي صُورَةِ آدَمِيٍّ، فَجَعَلُوهُ بَيْنَهُمْ، فَقَالَ: قِيسُوا مَا بَيْنَ الْأَرْضَيْنِ، فَإِلَى أَيَّتِهِمَا كَانَ أَدْنَى فَهُوَ لَهُ، فَقَاسُوهُ فَوَجَدُوهُ أَدْنَى إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي أَرَادَ، فَقَبَضَتْهُ مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ ) . متفق عليه

 

[3]- Nabi ibrohim mencarikan lingkungan yang baik untuk keluarganya.

 

(رَّبَّنَاۤ إِنِّیۤ أَسۡكَنتُ مِن ذُرِّیَّتِی بِوَادٍ غَیۡرِ ذِی زَرۡعٍ عِندَ بَیۡتِكَ ٱلۡمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِیُقِیمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجۡعَلۡ أَفۡـِٔدَةࣰ مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهۡوِیۤ إِلَیۡهِمۡ وَٱرۡزُقۡهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَ ٰ⁠تِ لَعَلَّهُمۡ یَشۡكُرُونَ) . [Surat Ibrahim, Ayat 37]

Artinya:

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

[Surat Ibrahim, Ayat 37]

 

[4]- Nabi Ibrohim memilihkan teman yang baik untuk anaknya dan menjauhkannya dari teman yang jelek.

 

قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فَجَاءَ إِبْرَاهِيمُ بَعْدَمَا تَزَوَّجَ إِسْمَاعِيلُ يُطَالِعُ تَرِكَتَهُ فَلَمْ يَجِدْ إِسْمَاعِيلَ ، فَسَأَلَ امْرَأَتَهُ عَنْهُ فَقَالَتْ : خَرَجَ يَبْتَغِي لَنَا .

ثُمَّ سَأَلَهَا عَنْ عَيْشِهِمْ وَهَيْئَتِهِمْ فَقَالَتْ نَحْنُ بِشَرٍّ نَحْنُ فِي ضِيقٍ وَشِدَّةٍ فَشَكَتْ إِلَيْهِ !!

قَالَ : فَإِذَا جَاءَ زَوْجُكِ فَاقْرَئِي عَلَيْهِ السَّلَامَ وَقُولِي لَهُ يُغَيِّرْ عَتَبَةَ بَابِهِ !!

فَلَمَّا جَاءَ إِسْمَاعِيلُ كَأَنَّهُ آنَسَ شَيْئًا ، فَقَالَ : هَلْ جَاءَكُمْ مِنْ أَحَدٍ ؟!

قَالَتْ : نَعَمْ جَاءَنَا ، شَيْخٌ كَذَا وَكَذَا ، فَسَأَلَنَا عَنْكَ فَأَخْبَرْتُهُ ، وَسَأَلَنِي كَيْفَ عَيْشُنَا فَأَخْبَرْتُهُ أَنَّا فِي جَهْدٍ وَشِدَّةٍ ؟!!

قَالَ : فَهَلْ أَوْصَاكِ بِشَيْءٍ ؟

قَالَتْ : نَعَمْ ؛ أَمَرَنِي أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ السَّلَامَ ، وَيَقُولُ : غَيِّرْ عَتَبَةَ بَابِكَ !!

قَالَ : ذَاكِ أَبِي وَقَدْ أَمَرَنِي أَنْ أُفَارِقَكِ ؛ الْحَقِي بِأَهْلِكِ .

فَطَلَّقَهَا وَتَزَوَّجَ مِنْهُمْ أُخْرَى ، فَلَبِثَ عَنْهُمْ إِبْرَاهِيمُ مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ أَتَاهُمْ بَعْدُ فَلَمْ يَجِدْهُ ، فَدَخَلَ عَلَى امْرَأَتِهِ فَسَأَلَهَا عَنْهُ ، فَقَالَتْ : خَرَجَ يَبْتَغِي لَنَا .

قَالَ : كَيْفَ أَنْتُمْ ، وَسَأَلَهَا عَنْ عَيْشِهِمْ وَهَيْئَتِهِمْ ؟

فَقَالَتْ : نَحْنُ بِخَيْرٍ وَسَعَةٍ ، وَأَثْنَتْ عَلَى اللَّهِ .

فَقَالَ : مَا طَعَامُكُمْ ؟ قَالَتْ : اللَّحْمُ . قَالَ : فَمَا شَرَابُكُمْ ؟ قَالَتْ الْمَاءُ .

قَالَ : اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي اللَّحْمِ وَالْمَاءِ  ، قَالَ فَإِذَا جَاءَ زَوْجُكِ فَاقْرَئِي عَلَيْهِ السَّلَامَ وَمُرِيهِ يُثْبِتُ عَتَبَةَ بَابِهِ !! فَلَمَّا جَاءَ إِسْمَاعِيلُ قَالَ : هَلْ أَتَاكُمْ مِنْ أَحَدٍ ؟ قَالَتْ : نَعَمْ أَتَانَا شَيْخٌ حَسَنُ الْهَيْئَةِ وَأَثْنَتْ عَلَيْهِ ، فَسَأَلَنِي عَنْكَ فَأَخْبَرْتُهُ ، فَسَأَلَنِي كَيْفَ عَيْشُنَا فَأَخْبَرْتُهُ أَنَّا بِخَيْرٍ ، قَالَ : فَأَوْصَاكِ بِشَيْءٍ ؟ قَالَتْ : نَعَمْ ، هُوَ يَقْرَأُ عَلَيْكَ السَّلَامَ وَيَأْمُرُكَ أَنْ تُثْبِتَ عَتَبَةَ بَابِكَ !! قَالَ : ذَاكِ أَبِي وَأَنْتِ الْعَتَبَةُ أَمَرَنِي أَنْ أُمْسِكَكِ !!.

[رواه البخاري في صحيحة : كتاب أحاديث الأنبياء ، باب واتخذ الله إبراهيم خليلا ]

 

Ibnu Abbas berkata: Bahwa Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Setelah nabi Ismail menikah, Suatu hari Ibrahim datang ke Makkah untuk mengetahui kabar Ismail, namun dia tidak bertemu Ismail , maka dia bertanya kepada istri Ismail. Dan Istri Ismail menjawab : “Dia sedang keluar mencari nafkah bagi kami. Kemudian nabi Ibrohim bertanya tentang kehidupannya dan keadaannya. Maka istri Ismail menjawab: Kami mengalami banyak keburukan, hidup kami sempit dan penuh penderitaan yang berat”. Istri Ismail mengadukan kehidupan yang dialaminya bersama suaminya. Maka nabi Ibrohim lalu berkata : “Nanti apabila suamimu datang, sampaikan salam dariku kepadanya, dan aku berpesan kepadanya agar mengganti palang pintu rumahnya”.

Ketika pulang dari berburu, Ismail bertanya kepada istrinya : “Apakah ada orang yang datang kepadamu?”. Istrinya menjawab : “Ya. Tadi ada orang tua datang kepada kami dan dia menanyakan kamu lalu aku jelaskan, dan dia bertanya kepadaku tentang keadaan kehidupan kita, maka aku terangkan, bahwa aku hidup dalam kesulitan dan penderitaan”. Ismail bertanya : “Apakah orang itu memberi pesan kepadamu tentang sesuatu?”. Istrinya menjawab : “Ya. Dia memerintahkan agar aku menyampaikan salam darinya kepadamu dan berpesan agar kamu mengganti palang pintu rumahmu”. Ismail berkata : “Dia adalah ayahku, Nabi Ibrahim dan maksud isyarahnya agar aku mengganti palang pintu rumahku adalah agar aku menceraikan kamu, maka kembalilah kamu kepada keluargamu”. Maka Ismail menceraikan istrinya.

Kemudian Ismail menikah lagi dengan seorang wanita lain. Setelah itu, Ibrahim datang kembali untuk menemui Ismail namun dia tidak mendapatkan Ismail hingga akhirnya dia mendatangi istri Ismail lalu bertanya tentang Ismail. Istrinya menjawab : “Dia sedang pergi mencari nafkah. Kemudian nabi Ibrohim bertanya tentang kehidupannya dan keadaannya. Maka istri Ismail menjawab: Alhamdulillah kami selalu dalam keadaan baik-baik dan cukup”. Ibrahim bertanya : “Apa makanan kalian?”. Istri Ismail menjawab : “Daging”. Ibrahim bertanya lagi : “Apa minuman kalian?”. Istri Ismail menjawab : “Air”. Maka Ibrahim berdoa : “Ya Allah, berkahilah mereka dalam daging dan air”. Ibrahim selanjutnya berkata : “Jika nanti suamimu datang, sampaikan salam dariku kepadanya dan aku berpesan agar dia tidak mengganti palang pintu rumahnya.”

Ketika Ismail datang, dia berkata : “Apakah ada orang yang datang kepadamu?”. Istrinya menjawab : “Ya. Tadi ada orang tua dengan penampilan sangat baik datang kepadaku. Dia bertanya tentang kamu, maka aku terangkan lalu dia bertanya kepadaku tentang keadaan hidup kita, maka aku jawab bahwa kita dalam keadaan baik.” Ismail bertanya : “Apakah orang itu memberi pesan kepadamu tentang sesuatu?”. Istrinya menjawab : “Ya, dia memerintahkan aku agar menyampaikan salam darinya kepadamu dan berpesan agar kamu tidak mengganti palang pintu rumahmu”. Ismail berkata : “Dia adalah ayahku dan palang pintu yang dimaksud adalah kamu. Dia memerintahkanku dengan bahasa isyarah untuk tetap mempertahankanmu/ tidak menceraikanmu. (H.R. Bukhori)

 

[5]- Nabi Ibrohim memilihkan guru yang baik untuk anak keturunannya dan memohonkannya kepada Allah Ta’aala untuk mereka.

 

(رَبَّنَا وَٱبۡعَثۡ فِیهِمۡ رَسُولࣰا مِّنۡهُمۡ یَتۡلُوا۟ عَلَیۡهِمۡ ءَایَـٰتِكَ وَیُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَیُزَكِّیهِمۡۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡحَكِیمُ). [Surat Albaqoroh : 129]

Artinya:

Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

[Surat Albaqoroh : 129]

 

[6]- Nabi Ibrohim memberikan keteladanan.

(إِذۡ قَالَ لَهُۥ رَبُّهُۥۤ أَسۡلِمۡۖ قَالَ أَسۡلَمۡتُ لِرَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ * وَوَصَّىٰ بِهَاۤ إِبۡرَ ٰ⁠هِـۧمُ بَنِیهِ وَیَعۡقُوبُ یَـٰبَنِیَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّینَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ)

[Surat Al-Baqarah 131 – 132]

Artinya:

Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam”.

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.

[Surat Al-Baqarah 131 – 132]

 

# Nabi Ibrohim berislam terlebih dahulu, setelah itu mewasiatkannya kepada anak keturunannya.

 

[7]- Nabi Ibrohim melibatkan anaknya dalam amal sholeh.

 

(وَإِذۡ یَرۡفَعُ إِبۡرَ ٰ⁠هِـۧمُ ٱلۡقَوَاعِدَ مِنَ ٱلۡبَیۡتِ وَإِسۡمَـٰعِیلُ رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّاۤۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡعَلِیمُ). [Surat Al-Baqarah, Ayat 127]

Artinya:

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

[Surat Al-Baqarah, Ayat 127]

 

[8]- Nabi ibrohim mendidiknya anak agar menjaga dan menegakkan shalat

 

رَبِّ ٱجۡعَلۡنِي مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِيۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ

[Surat Ibrahim, Ayat 40]

Artinya:

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.

[Surat Ibrahim, Ayat 40]

 

[9]- Nabi ibrohim mengajak anaknya bermusyawarah di dalam mengerjakan kebaikan.

 

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡيَ قَالَ يَٰبُنَيَّ إِنِّيٓ أَرَىٰ فِي ٱلۡمَنَامِ أَنِّيٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ

[Surat Ash-Shaffat, Ayat 102]

Artinya:

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

[Surat Ash-Shaffat, Ayat 102]

 

[10]- Nabi Ibrohim terus mengawasi dan memperhatikan agama anaknya dan terus memberi nasihat dan wasiat agar mereka berpegang teguh dengan agama yang diridhoi Allah.

 

(إِذۡ قَالَ لَهُۥ رَبُّهُۥۤ أَسۡلِمۡۖ قَالَ أَسۡلَمۡتُ لِرَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ * وَوَصَّىٰ بِهَاۤ إِبۡرَ ٰ⁠هِـۧمُ بَنِیهِ وَیَعۡقُوبُ یَـٰبَنِیَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّینَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ)

[Surat Al-Baqarah 131 – 132]

Artinya:

{“Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam” (*)Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.

[Surat Al-Baqarah 131 – 132]

 

[11]- Nabi ibrohim berusaha keras agar anaknya terhindar dari ketergelinciran dan kesesatan, terutama dari kesyirikan

 

(وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَ ٰ⁠هِیمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَـٰذَا ٱلۡبَلَدَ ءَامِنࣰا وَٱجۡنُبۡنِی وَبَنِیَّ أَن نَّعۡبُدَ ٱلۡأَصۡنَامَ * رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضۡلَلۡنَ كَثِیرࣰا مِّنَ ٱلنَّاسِۖ فَمَن تَبِعَنِی فَإِنَّهُۥ مِنِّیۖ وَمَنۡ عَصَانِی فَإِنَّكَ غَفُورࣱ رَّحِیمࣱ) . [Surat Ibrahim 35 – 36]

Artinya:

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala,

Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

[Surat Ibrahim 35 – 36]

 

[12]- Nabi Ibrohim berusaha agar anaknya menjadi orang yang dicintai oleh manusia.

(رَّبَّنَاۤ إِنِّیۤ أَسۡكَنتُ مِن ذُرِّیَّتِی بِوَادٍ غَیۡرِ ذِی زَرۡعٍ عِندَ بَیۡتِكَ ٱلۡمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِیُقِیمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجۡعَلۡ أَفۡـِٔدَةࣰ مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهۡوِیۤ إِلَیۡهِمۡ وَٱرۡزُقۡهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَ ٰ⁠تِ لَعَلَّهُمۡ یَشۡكُرُونَ) . [Surat Ibrahim: 37]

Artinya:

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”

[Surat Ibrahim: 37]

 

[13]- Nabi Ibrohim mendahulukan ketaatan kepada Allah Ta’aala dibanding dengan kecintaan terhadap anak.

(فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡیَ قَالَ یَـٰبُنَیَّ إِنِّیۤ أَرَىٰ فِی ٱلۡمَنَامِ أَنِّیۤ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ یَـٰۤأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِیۤ إِن شَاۤءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِین * فَلَمَّاۤ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلۡجَبِینِ * وَنَـٰدَیۡنَـٰهُ أَن یَـٰۤإِبۡرَ ٰ⁠هِیمُ * قَدۡ صَدَّقۡتَ ٱلرُّءۡیَاۤۚ إِنَّا كَذَ ٰ⁠لِكَ نَجۡزِی ٱلۡمُحۡسِنِینَ * إِنَّ هَـٰذَا لَهُوَ ٱلۡبَلَـٰۤؤُا۟ ٱلۡمُبِینُ * وَفَدَیۡنَـٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِیمࣲ)

[Surat Ash-Shaffat 102 – 107]

Artinya:

(102) – Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

(103)- Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya).

(104)- Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim,

(105)- sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

(106)- Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

(107)- Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

[Surat Ash-Shaffat 102 – 107]

 

[14]- Nabi Ibrohim bersungguh – sungguh dan bersemangat agar istri dan anaknya termasuk orang orang yang sholeh

______

Rido Abu Hafidzh

Hafidzhohullooh Ta’aala

Leave a Reply